Sunday, April 22, 2018

Permataku yang Hilang


picture is taken from my first books


Ia pernah menjadi sebuah musim paling semi di hidupku
Seketika hujan di musim kemarau yang gersang
Mengugurkan beberapa air dari dalam mataku yang sembap semalaman
Ketika patah hati hanya mampu menghafal suara gesekan langkahnya yang ringan

Mungkin saat ini ia sangat setuju
Ketika aku selalu mencintainya dengan perasaan paling pengecut
Melibatkan semua khayalan dalam kenyataan yang sama sekali tidak ia pedulikan
Mahkota yang telah kusiapkan jauh-jauh hari dicuri takdir dan ketentuan Tuhan

Aku pernah mencoba mengajaknya pergi bertamasya
Menaiki sepedaku, berboncengan mengelilingi kota
Dengan rambut panjangnya yang diikat dua
Juga dengan pawang hujan yang telah sepakat diajak kerjasama

Jalan raya langsung lengang
Terik siang tiba-tiba teduh diselingi angin yang melewati telingaku
Suaranya bak rintik air hujan yang tempias
Matanya dalam, seperti danau toba yang sebelumnya terkuras

Puisi demi puisi kubangun hingga menjadi sebuah kota yang nyaman
Saat kami melewati salah satu jalan
Nama dan kenangan kita selalu menjadi tempat-tempat yang menarik
Taman bunga, jembatan gantung, kedai susu, dan lain sebagainya

Ia sudah melebihi dari kata-kata yang sanggup kususun
Sampai aku bingung menamainya sebagai apa
Ia seperti permata yang kucari dari lalu lintas sinyal operator
Yang kudapat dari sibuk sepanjang kesepianku

Akankah karena ia tak mahir mengingat
Atau hanya aku yang hanya bisa membuat puisi yang biasa seperti ini



albumhitam
2018

Share:

Biografi

M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.

Hosting Unlimited Indonesia