Tuesday, June 3, 2014

Kukunci Kamarku (2)

picture is taken from here


aku dikabarkan seekor kepulangan burung dara
di kakinya terselip selembar kertas
kertas itu kosong
hanya berisi hantu-hantu yang tak kasat mata
mencoba menghiburku tentu
dengan cekikikannya

dua jam yang lalu
tidak, bahkan bisa lebih dari yang kau baca barusan
dengan sebuah gitar di pelukku
dan beberapa kunci yang tiba-tiba saja
membuatku amnesia
-aku tak ingat akan menyanyikan lagu apa

hujan, lagi-lagi hujan
hujan di pikiranku
entah jatuhnya dari mana
semuanya mengalir dan membuat sungai di pipiku

sepasang sayap lalu tiba-tiba mendarat di muka
tanpa tubuh dan sepasang matanya
ia habis terbunuh, ditembak oleh tentara bayaran
lalu tiba-tiba sayap yang kiri lepas dahulu
dan yang kanan kemudian
di kakiku, aku lihat diriku
menunduk sendirian
-pelangi tak muncul, aku kembali memejamkan mata

aku dikabarkan oleh seekor kepulangan burung dara
jika awan-awan hitam yang datangnya dari selatan
tidak akan menurunkan hujan disini
mereka hanya lewat
mendengarkan apa yang tidak berdegup di jantungku
sampai sepuluh menit yang lalu, aku berfikir
kau tidak akan tau
bagaimana kesepianku



Share:

Monday, June 2, 2014

Kukunci Kamarku

tidak ada yang dapat tumbuh di pikiranku
semuanya hilang setelah berpuluh-puluh lingkaran jam dinding
mendapatiku tetap berada tak jauh dari batas tutup kelopak mata

sebuah gitar yang diam
dijatuhi hujan-hujan yang tak menetes
satu jam lagi genap dua puluh empat
secangkir kopi tak pula habis termakan waktu
ingin sekali aku berlari
ke arah mana saja
yang jelas bukan jalan raya
karena seringkali aku tersesat disana

lalu kutulis sebuah sajak
-seperti ini
di halaman belakang yang tak terlihat
dari tamu-tamu yang berdatangan
sebab, mereka hanya mengerti
sebuah manis dari teh gelas dengan pemanis buatan

seseorang
setiap orang
semua orang
berpendapat, cinta memang begini
menggerus pasir pantai yang diam
dibawa jauh-jauh ke dasar tenggelam

tidak ada yang tumbuh di pikiranku
mataharipun enggan untuk tau
juga bulan yang belum sepenuhnya utuh
kau hanya tersenyum di balik kerah baju
-aku ingin bunuh diri saja

beberapa buku telah kuselesaikan
aku makan tiap lembarnya
aku bakar tiap kalimatnya
mereka habis hampir dua puluh empat
berkali-kali lipat
-tidak ada yang mendapatiku

Share:

Biografi

M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.

Hosting Unlimited Indonesia