Friday, February 27, 2015

Sepuluh Hari Sebelumnya

picture is taken from here

Lingkar hitam matamu yang besar
Baris putih gigimu
Pipimu yang berbukit kecil
Serta bibirmu yang elastis

Sendawa, kentut, pipis, hidung, bibir, tangan, kening, jari telunjuk

Februari yang romantis
Tanggal yang cantik
Rencana yang teramat matang
Juga malam-malam yang sendu seperti ini

Ketika kita bertengkar
Ketika kita bercanda
Ketika kita menduakan waktu
Ketika kita menjadi sepasang kekasih yang damai

Pertengkaran, kecocokan, cemburu, prinsip, perbedaan, kesalahan, pengertian

Selamat pagi
Selamat malam
Selamat sholat
Bonus bicara
Puisi

Bakso bakar, krupuk setan, kue cubit, mendoan, durian, sate kambing, es krim, pete, kue sus kering, melikmek, makaroni basah, kue tiau

Sambel ijo, sambel bledeg, mie ayam, klandingan, es cetar, lele terbang, mangga muda, abud-abud, sate kambing, ceker setan

Jambu, dondong, nanas, mangga, bengkoang, cabe 5, bumbu dipisah, nggak pake kacang
  
Selagi panjang umurku
Selagi usiaku masih berlanjut
Selagi toko syaila masih belum tutup
Selagi moro masih murah harganya

Masih ada aku
Aku masih ada
Ada aku masih

Setia...

Share:

Saturday, February 7, 2015

Sebuah Perayaan

picture is taken from here


Ada beberapa hal
Tentang hal-hal yang membuat menunggu
Dan waktu, juga sesuatu
Di bibir kata, koma hanya menjeda
Lalu kembang api di pinggir sungai yang menjauhi hulu
Menyala hingga merekahkan senyummu
Share:

Monday, February 2, 2015

Dan Bila Esok

picture is taken from here


Aku lihat kembali dirimu
Di lapis terluar di mataku
Dan senyum yang tak bisa aku ukur begitu saja
Bukan aku tak punya busur dan penggaris
Namun karena cinta tak pernah punya angka untuk menunjukan seberapa banyaknya

Selagi tak pernah aku aduk gula di cangkir kopiku
Janganlah pergi, apalagi dengan sengaja
Karena hidup bukan ukuran berapa sendok gula yang akan kau larutkan
Hidup juga bukan ukuran berapa lama kau mengadukan gula untuk memaniskannya
Atau bahkan keduanya

Aku lihat kembali dirimu
Entah kapan, atau mungkin sebentar lagi
Dengan senyum dan secangkir kopi
Yang kau hidangkan untukku di beranda
Dan “sore ini begitu hangat”
Adalah kata sapa yang paling romantis ketika sore
saat kau temui diriku dan helai rambut putihku
Ramai jatuh di lantai

“aku ini minta dibuatkan kopi, bukan teh”
Adalah jawaban yang sama-sama kita tertawai nanti
Share:

Biografi

M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.

Hosting Unlimited Indonesia