Di lapis terluar di mataku
Dan senyum yang tak bisa aku ukur begitu saja
Bukan aku tak punya busur dan penggaris
Namun karena cinta tak pernah punya angka untuk menunjukan
seberapa banyaknya
Selagi tak pernah aku aduk gula di cangkir kopiku
Janganlah pergi, apalagi dengan sengaja
Karena hidup bukan ukuran berapa sendok gula yang akan kau
larutkan
Hidup juga bukan ukuran berapa lama kau mengadukan gula
untuk memaniskannya
Atau bahkan keduanya
Aku lihat kembali dirimu
Entah kapan, atau mungkin sebentar lagi
Dengan senyum dan secangkir kopi
Yang kau hidangkan untukku di beranda
Dan “sore ini begitu hangat”
Adalah kata sapa yang paling romantis ketika sore
saat kau temui diriku dan helai rambut putihku
Ramai jatuh di lantai
“aku ini minta dibuatkan kopi, bukan teh”
Adalah jawaban yang sama-sama kita tertawai nanti
0 comments:
Post a Comment