Monday, April 25, 2016

Untukmu, Seseorang yang Kurindukan




Aku sedang tidak ingin membuatkanmu sebuah puisi atau hal-hal semacamnya, yang orang di luar sana menyebutnya sebagai salah satu bentuk romantisme dalam dunia nyata dan fana.

Aku sedang malas untuk menulis puisi, apalagi untuk membacakannya. Ya, Tuhan ternyata sedang mengistirahatkan sejenak pikiranku untuk mencari kata-kata dan menyusunnya supaya lebih apik. Tuhan juga ternyata sedang sengaja, supaya aku menulis kata-kata ini. Yang sekali lagi, ini bukanlah sebuah puisi.

Aku sedang tidak mengingat-ingat apapun. Aku sedang tidak teringat apapun. Aku hanya ingin menulis, itu saja.

Menulis sebuah cerita yang mungkin kau akan sama sepertiku sekarang. Jika saat ini aku sedang malas untuk menulis, mungkin kau sedang malas untuk membaca. Ya sesederhana itu, selucu itu.

Sebuah cerita, dimana aku sedang merasakan sesuatu yang tak karuan, sungguh, benar-benar sangat tak karuan. Mungkin seperti terkena tipes dengan segala gejalanya, atau mungkin seperti terkena demam berdarah, tentu dengan segala gejalanya pula. Aku merasakan demam, tapi badanku tak panas, aku merasa dingin, tapi badanku tak menggigil, aku merasa kesakitan, tapi badanku tak terluka, aku merasakan seseorang ada di sampingku, tapi aku sendirian.

Aku sangat tak karuan, sungguh. Kepalaku terasa sangat berat, tapi aku tak merasa pusing, aku merasa lemas dan lemah, tapi badanku tak menunjukan hal tersebut, aku merasa sedih, tapi mataku segan untuk menangis, aku merasa ingin berteriak, tapi mulutku bahkan seperti tak bisa berkata apa-apa, aku merasa kaku, tapi badanku ternyata hanya menggeliat seperti orang yang baru bangun dari tidurnya. Entah gejala apa namanya ini, sesuatu yang akan aku ceritakan.

Aku ingin bercerita bagaimana, sebuah akibat takkan terjadi tanpa ada sebab. Walau pada struktur Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pola penempatannya boleh bebas pada beberapa contoh kalimat, seperti:

1. Aku merasakan seseorang hadir di sampingku, karena aku sedang memikirkan seseorang

2. Karena aku sedang memikirkan seseorang, aku merasakan seseorang hadir di sampingku

Kalimat 1 dan 2 sama artinya. Ada sebab, ada akibat. Hanya bentuk penempatannya saja yang berbeda. Ya, persis seperti malam ini dengan contoh kalimat tadi yang dibuat dengan sebenar-benarnya keadaan.

Sebenarnya aku ingin menceritakan banyak hal, ya sebatas bercerita bukan menjelaskan. Karena tidak ada yang menanyakan apa-apa kepadaku. Maka aku tak perlu menjelaskan apa-apa.

Banyak hal yang akan aku ceritakan. Semua yang kau baca tadi itu hanya paragraf-paragraf pembuka saja. Singkatnya aku akan menceritakan kepadamu tentang cerita nyata yang tak pernah dibuat-buat, yang takkan pernah berakhir, kecuali aku yang menginginkannya sendiri. Ceritanya begini

"aku merindukannya, aku sangat merindukannya, aku begitu merindukannya, seseorang yang telah kusebut namanya pada judul tulisan ini"



albumhitam
purwokerto, 23 april 2016
01.30 am
Share:

0 comments:

Post a Comment

Biografi

M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.

Hosting Unlimited Indonesia