Friday, January 9, 2015

Sekilas

picture is taken from here


di depan sebuah tembok
telah terlukis tanpa kuas
sepotong  senyum cantik yang kulihat dari samping
yang tak mengalirkan deras sungai
yang tak cemas dan tak khawatir

aku ingin menjadi sebuah danau kecil di matanya
yang tertutup lalu tenggelam
tanpa pernah mau ditolong
atau bahkan meminta tolong

pulpen warna biru standart
yang tutupnya sudah hilang 1 minggu ini ialah mulut kedua
yang tau tanpa perlu bicara
yang mengerti tanpa perlu punya hati

ada banyak istilah dan singkatan
yang tak bisa kau artikan sendiri
dan kamus bahasa Indonesia berjuta-juta milyar yang kau punya
sama sekali tak membantu
karena begitu banyak huruf-huruf dan kata-kata
yang tak bisa disusun siapa saja
kecuali dalam urusan cinta

--dan kau tersenyum
sembari mengusap datar lubang tak juga hidungmu
yang kau selalu banggakan di depanku

waktu seakan lama
detik di jam tanganku serasa kehabisan baterai
lalu tiba-tiba beribu ekor ikan berenang di hadapanku
lalu tiba-tiba saja tertangkap, terjaring oleh pikiranku
ada banyak sekali ikan yang tertangkap
tapi mayoritas ikan koi

--kau menutup mulut seraya malu
aku menangis, tak bisa lega menikmati senyumanmu
Share:

0 comments:

Post a Comment

Biografi

M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.

Hosting Unlimited Indonesia