mungkin kau tak pernah merasakan bagaimana kesedihan yang
sebenarnya
sampai-sampai kedua mataku sudah tidak tahu lagi caranya
untuk mengeluarkan air mata
kau tiba-tiba datang dari arah utara
menantiku dari kejauhan dengan penuh rasa duka
aku menujumu dengan tak berlari, dengan tak tergesa
—dan apakah kau mengerti kesedihan itu seperti apa?
mungkin kau tak pernah merasakan bagaimana perasaan yang
sebenarnya
sampai-sampai sepasang bibir ini tiba-tiba diam tak
menimbulkan suara
waktu selalu saja seperti ini
selalu saja, selalu saja
membiarkan yang jatuh tetap ke bawah
ke bawah, ke bawah hingga terbentur tapi tak berdarah
langit juga tau sebelumnya
beberapa hujan telah turun deras
dan sepasang mataku yang telah lahir
beberapa tetes air mata yang tak terlihat di pekat kabut
aku ingin membuka tubuhmu sebenarnya
dari sunyi air terjun di salah satu pasang mata
aku ingin membenamkan kepala di pundakmu
sebagai gelisah, cemas, atau apa saja
(kau masih melapangkan tangan, dan membuka dada)—hanya
mungkin memang kau tak pernah merasakan bagaimana yang
sebenarnya
0 comments:
Post a Comment