Wednesday, August 1, 2012

Kamu

Sebelum hari ini dihabiskan oleh 12malam, aku sempat ingin menuliskanmu pada berbagai cerita malam itu. Kau duduk disampingku, lilin-lilin yang hampir musnah oleh angin yang menganggu. aku bawa pena pada tangan kananku, sedang aku menjaga tangan kananmu dengan tangan kiriku. Kita dihadapkan janji sebulat purnama saat ini.

 

Tunggu, lihat aku, betapa kamu adalah aku, betapa aku adalah kita. tulis semaumu dalam otakku, saat mereka mulai berbicara tanpa bahasa tepat ditelinga. lalu kau diam, lalu kau marah, lalu kau membuang mataku.

 

Seperti janji Tuhan, Dia mempertemukan-menyatukan-mengabadikan, lalu jika kau tak setabah lilin ini, aku tak tau harus apa lagi. Angkara merasuki satu demi satu pembuluh nadiku, seakan ingin membuatku lebih dari kamu. Karena dengan ini kau akan mengerti bagaimana kemarahan adalah titik yang tak bisa kita diamkan, kita selesaikan~peluklah aku pada malam ini yang belum habis.

 

Karena kita adalah kesatuan tak bertuan, menjadikan eratan tanganku adalah ketabahan, dan kau akan tau titik sebelum pelukan.

 

Betapa kegetiran ini adalah ketakutan, kehilanganmu berarti aku kehilangan arti dalam puisiku
Share:

0 comments:

Post a Comment

Biografi

M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.

Hosting Unlimited Indonesia