Kita adalah sepasang mata rindu
di jalan yang penuh jurang ini,
jangan pejamkan matamu,
aku takut terjatuh, dan kau terluka.
sedang rumah masih jauh,
mendekapmu hanya mimpi,
sebagian janji yang dulu kita sisakan setelah hujan reda
aku percaya Tuhan mendengar puisi-puisi yang kita banyakan padaNya,
juga janji yang kita atas namakan cinta,
Lalu apa kau sebegitu tak tau dengan rindu?
kau adalah api,
menyalakanku dan membiarkan ku mati
"kau anggap aku yang mematikanmu,
bagaimana mungkin aku mematikan sesuatu yang membuatku ada?" katamu
aku tak tau,
seolah rindu adalah penyebab paling sempurna segala
kelak,
jalan yang kita lalui,
adalah jalan yang kita rindukan.
Dan kita menyembunyikan hujan,
dibalik mata kesedihan
duet with @hizamelmiad
Thursday, August 16, 2012
Biografi
M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.
0 comments:
Post a Comment