bahasa yang mati
jerit ini aku setia abdi
liar dunia kala pagi yang menyore
kala uang adalah momok jiwa paling emosi-tertinggi
hati yang melangkah terseret
menangis teriak pada telinga tuli disana
mereka acuh, kita yang merintih(lagi)
aku muak pada kejam kali ini, esok dan selanjutnya
berjuta pengharapan yang pupus(pasti)
lalu tawa yang mulai tumbuh-menghingarbingar
wajah yang sangar
kumis yang tebal oleh pagar-pagar api
tak ada welas asih
begitu sombong ia tersenyum sinis di balik topeng keadilan
Selamat berkabung rakyatku
pada moral yang mungkin mati
pada sopan santunnya negara ini
Monday, January 21, 2013
Biografi
M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.
0 comments:
Post a Comment