Aku pernah bedain, antara mie ayam dan wanita. entah kenapa aku lebih suka memilih mie ayam daripada wanita. aku tau mie ayam itu makanan, sedang wanita itu makhluk. makhluk yang punya hati dan perasaan, juga akal yang senantiasa menghidupi ceritanya
mie ayam, kenapa setiap saat aku selalu aja ngomong atau membahas mie ayam. sebenarnya bukan tentang mie ayamnya, tapi wanita yang bisa aku anggep seperti mie ayam. dalam pandanganku sendiri, bukan dalam pandangan orang lain yang menganggap mie ayam ya cuma mie ayam. itu salah
mie ayam itu enak, mengenyangkan. itu pikiran aku saat pertama kali aku menyebut nama mie ayam. tapi tidak dalam lingkup ini. mungkin kalian bisa menyebut ini sebagai keluguan atau kebodohanku. tapi kalian pernah mikir ngga si?
andai aja wanita yang kita pengenin itu kaya mie ayam, kita bisa minta apa aja. bisa ngga pake sayur, bisa tanpa kuah, bisa setengah mateng. ya sama kaya wanita, andai kita bisa pengenin wanita idaman kaya gimana yang kita pengenin, yang sholeh, ngerti agama, nggak 'terlalu' peduli dengan kecantikannya. dan pasti semua (kebanyakan) cwo (termasuk saya) pun pengen wanita kaya gitu kan?
andai aja wanita yang kita pengenin itu kaya mie ayam, kita bisa tambah apa aja. bisa tambah ketupat, bisa tambah daun bawang, bisa tambah bakso, tambah pangsit. ya sama kaya wanita. setiap kita dicintai wanita yang masih belum mengenal betul tentang cinta, kita bisa ajari dia dengan menambahkan setiap apa yang belum ia ketahui. moral, sopan santun, cara bersikap, dsb.
andai aja wanita yang kita pengenin itu kaya mie ayam, kalo misal mie ayam ngga ada rasanya. kita bisa tambahin saos, kecap, sambel, garam, cuka, atau apa kek. sama kaya wanita. setiap kita melihat kekurangan yang ia belum milikin, kita bisa mencukupi kekurangan itu dengan diri kita. kita calonkan diri kita agar wanita itu genap, agar wanita itu ngga sendiri lagi, agar wanita itu tau semua makhluk di ciptakan berpasang-pasangan
tapi kita ngga bisa pengenin wanita kaya mie ayam. setiap kali habis makan satu porsi mie ayam, pasti kita bakal berfikir untuk terus nambah. dan wanita tidak suka dengan hal itu (diduakan misalnya).
tapi kita harus samaain antara mie ayam dan wanita, yang sama-sama tidak bisa ditawar. mie ayam punya harga, dan wanita juga punya harga (harga diri) dan sekaya apapun kalian, wanita yang sebenarnya tidak akan menjual harga dirinya sebesar apapun yang orang lain tawarkan.
ada kalanya setiap pendapat dan wacana selalu berbeda pada tiap pikiran masing-masing orang. disini saya cuma sebatas ngomong tentang bagaimana mbedain wanita dengan mie ayam, itu aja. ini pikiran saya, bukan pikiran orang kebanyakan (:
salam mie ayam,
al
Saturday, January 19, 2013
Biografi
M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.
0 comments:
Post a Comment