Saturday, November 16, 2013

#5Bukudalamhidupku | Bermimpilah, Bermimpilah. Sekali Lagi, Sekali Lagi

Judul Buku : Yang Kucintai Selain Puisi
Penulis : Mohamad Latif Afadyra
Penerbit : Nida Dwi Karya Publishing
Halaman : 160 halaman
ISBN : 978-602-17042-8-8
Tahun Terbit : 2013

Bermimpilah setinggi langit. agar jika nanti kau jatuh, kau akan jatuh diantara bintang-bintang. Itu adalah salah satu kutipan, Presiden pertama kita I.R Soekarno. Bung karno (Soekarno) adalah tokoh yang sangat aku kagumi. Selain sebagai satu-satunya Presiden Indonesia yang mempunyai kharisma, kutipan-kutipan bung karno juga menjadi hal yang telah membuatku, menajdikan Bung Karno sebagai tokoh yang paling berpengaruh bagi diri aku sendiri, yang selalu menginspirasi, yang selalu kuat, yang selalu tegas, yang selalu dikagumi—sampai saat ini.
Seperti kalimat pertama di paragraf sebelumnya. Bisa aku pertegas, hidup itu berawal dari mimpi. Lalu mulailah bermimpi dengan sebuah niat. Dan berjuang, berjuang, berjuang. Hingga kau menganggap mimpi itu adalah langit. Yang entah sampai kapan, entah sampai dimana, kau akan raih. Tapi apa salahnya, jika mimpi terus kita perjuangkan. Dengan hal-hal sederhana yang kita bisa, misalnya. Karena perjuangan juga tak selalu yang berat, dan mengeluarkan uang banyak bukan?. Ya walaupun hasil perjuangan itu hanya menghasilkan 2 pilihan. Yaitu kata berhasil atau tidak berhasil. Tapi, Bukankah hidup juga sebuah pilihan. Resiko itu perlu.
Bicara tentang hidup dan mimpi. Apa saat ini, ada mimpi kalian yang sudah dicapai? Atau yang akan segera dicapai? Atau bahkan yang belum tercapai? Apapun jawaban kalian saat ini, setidaknya hidup yang kalian telah lalui kemarin itu tidak membosankan. Karena, ada hal disana, untuk memikirkan sesuatu tentang mimpi, tentang masa depan.
Saat ini aku juga sebenarnya sedang bermimpi atau sedang—baru saja—menggapai mimpi. Entahlah, namun sebuah buku dengan nama penulis, nama aku sendiri. Dan beberapa buku lainnya, yang juga menuliskan namaku sebagai nama penulisnya, dengan penulis-penulis lain. Berjejer rapi di rak buku bagian atas di tembok kamarku yang menghadap ke barat. Yang berada diantara buku-buku hebat lainnya. Seperti buku puisinya Sutardji, Taufiq Ismail, W.S Rendra, Chairil Anwar, Sapardi dan Aan Mansyur yang memepet dari sebelah kanan dan di sebelah kiri. Telah membuatku bingung sebenarnya. karena—sebelum ini—aku sendiri tidak tau apa definisi mimpi itu sendiri? Yang aku tau, mimpi ya mimpi. Bukan sesuatu untuk kita gapai. Seperti mimpi dalam tidur. Setelah bangun, ya sudah kita tidak bisa berbuat apa-apa bukan? Toh  itu hanya mimpi.
Tapi setelah jarum jam dikamarku berputar-putar ke kanan secara tak jelas. Sampai berpuluh-puluh baterai AA telah jatuh ke tempat sampah.  Hingga saat dimana aku sedang menulis artikel ini.  Aku sadar, mungkin mimpi ialah keinginan yang tumbuh dari dalam hati kita, secara langsung atau secara tidak langsung. Membuat kita akhirnya sadar, mimpi memang ada. Dan mungkin memang wajib diadakan.
Kalian pernah nggak si? Berbuat satu hal saja, yang berarti bagi hidup kalian? Menikah dengan pasangan pilihan kalian, bisa beli mobil, bisa beli rumah, bisa naik hajisama orang tua, ngebanggain orang tua dengan prestasi atau semacamnya(bisa juga jadi Presiden) Atau kalau misal nanti kalian mati, kalian pengen bisa masuk surga. Bermimpilah, bermimpilah. Jangan pernah bosan melakukan sesuatu(walau pernah gagal)karena sesungguhnya, kau hanya perlu melangkah sekali lagi, sekali lagi, dan sekali lagi. Bermimpilah sebanyak apapun, setinggi apapun. walau kau tau, mungkin akan sangat sulit dicapai. Dan hingga pada suatu saat nanti kau mengetahuinya bahwa, kau sedang melampaui batas mimpimu. Maka bermimpilah untuk hidup, karena hidup ialah mimpi itu sendiri.

Mohamad Latif Afadyra 16 November 2013

Share:

0 comments:

Post a Comment

Biografi

M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.

Hosting Unlimited Indonesia