Judul Buku : Yang Kucintai Selain Puisi
Penulis : Mohamad Latif Afadyra
Penerbit : Nida Dwi Karya Publishing
Halaman : 160 halaman
ISBN : 978-602-17042-8-8
Tahun Terbit : 2013
Bermimpilah
setinggi langit. agar jika nanti kau jatuh, kau akan jatuh diantara
bintang-bintang. Itu adalah salah satu kutipan, Presiden pertama kita I.R
Soekarno. Bung karno (Soekarno) adalah tokoh yang sangat aku kagumi. Selain sebagai
satu-satunya Presiden Indonesia yang mempunyai kharisma, kutipan-kutipan bung
karno juga menjadi hal yang telah membuatku, menajdikan Bung Karno sebagai
tokoh yang paling berpengaruh bagi diri aku sendiri, yang selalu menginspirasi,
yang selalu kuat, yang selalu tegas, yang selalu dikagumi—sampai saat ini.
Seperti kalimat
pertama di paragraf sebelumnya. Bisa aku pertegas, hidup itu berawal dari
mimpi. Lalu mulailah bermimpi dengan sebuah niat. Dan berjuang, berjuang,
berjuang. Hingga kau menganggap mimpi itu adalah langit. Yang entah sampai
kapan, entah sampai dimana, kau akan raih. Tapi apa salahnya, jika mimpi
terus kita perjuangkan. Dengan hal-hal sederhana yang kita bisa, misalnya. Karena
perjuangan juga tak selalu yang berat, dan mengeluarkan uang banyak bukan?. Ya walaupun
hasil perjuangan itu hanya menghasilkan 2 pilihan. Yaitu kata berhasil atau
tidak berhasil. Tapi, Bukankah hidup juga sebuah pilihan. Resiko itu perlu.
Bicara tentang
hidup dan mimpi. Apa saat ini, ada mimpi kalian yang sudah dicapai? Atau yang
akan segera dicapai? Atau bahkan yang belum tercapai? Apapun jawaban kalian
saat ini, setidaknya hidup yang kalian telah lalui kemarin itu tidak
membosankan. Karena, ada hal disana, untuk memikirkan sesuatu tentang mimpi,
tentang masa depan.
Saat ini aku
juga sebenarnya sedang bermimpi atau sedang—baru saja—menggapai mimpi. Entahlah,
namun sebuah buku dengan nama penulis, nama aku sendiri. Dan beberapa buku
lainnya, yang juga menuliskan namaku sebagai nama penulisnya, dengan penulis-penulis
lain. Berjejer rapi di rak buku bagian atas di tembok kamarku yang menghadap ke
barat. Yang berada diantara buku-buku hebat lainnya. Seperti buku puisinya
Sutardji, Taufiq Ismail, W.S Rendra, Chairil Anwar, Sapardi dan Aan Mansyur
yang memepet dari sebelah kanan dan di sebelah kiri. Telah membuatku bingung
sebenarnya. karena—sebelum ini—aku sendiri tidak tau apa definisi mimpi itu
sendiri? Yang aku tau, mimpi ya mimpi. Bukan sesuatu untuk kita gapai. Seperti mimpi
dalam tidur. Setelah bangun, ya sudah kita tidak bisa berbuat apa-apa bukan? Toh itu hanya mimpi.
Tapi setelah
jarum jam dikamarku berputar-putar ke kanan secara tak jelas. Sampai berpuluh-puluh
baterai AA telah jatuh ke tempat sampah.
Hingga saat dimana aku sedang menulis artikel ini. Aku sadar, mungkin mimpi ialah keinginan yang
tumbuh dari dalam hati kita, secara langsung atau secara tidak langsung. Membuat
kita akhirnya sadar, mimpi memang ada. Dan mungkin memang wajib diadakan.
Kalian pernah
nggak si? Berbuat satu hal saja, yang berarti bagi hidup kalian? Menikah dengan
pasangan pilihan kalian, bisa beli mobil, bisa beli rumah, bisa naik hajisama
orang tua, ngebanggain orang tua dengan prestasi atau semacamnya(bisa juga jadi
Presiden) Atau kalau misal nanti kalian mati, kalian pengen bisa masuk surga. Bermimpilah,
bermimpilah. Jangan pernah bosan melakukan sesuatu(walau pernah gagal)karena
sesungguhnya, kau hanya perlu melangkah sekali lagi, sekali lagi, dan sekali
lagi. Bermimpilah sebanyak apapun, setinggi apapun. walau kau tau, mungkin akan
sangat sulit dicapai. Dan hingga pada suatu saat nanti kau mengetahuinya bahwa,
kau sedang melampaui batas mimpimu. Maka bermimpilah untuk hidup, karena hidup
ialah mimpi itu sendiri.
Mohamad Latif
Afadyra 16 November 2013
0 comments:
Post a Comment