Saturday, June 30, 2012

Cermin

Aku pernah bertanya pada cermin,

kenapa kamu bukan didalamnya,

hingga cerminku menangis walau hujan sudah reda

 

Cerminku ada dipanggung,

panggung sandiwara seni teater,

hingga dimana ia bs menangis sepuasnya

 

Dan Keluarlah satu persatu abu yg terkumpul,

menjelma satu diantara rindu rindu terdahulu,

dimana kamu adalah satu tulang rusukku
Share:

Siangku

Siangku matahari,

ketika laminaku serupa cinta, membujuk duri serapih luka

 

Telah sampai aku pelaminan,

sudah lengkap jarimu kunikahi,

sampai tidak ada lagi waktu aku jalani percuma 

Setidaknya aku pernah mencintaimu,

dan sampai aku mengerti bagaimana luka itu memang serupa air mata

 

Saat kau hilang kedamaian,

aku kini hanya secangkir kopi,

tak ada yg mencumbuku bisu pada bibirnya
Share:

Hanya malam

Menafsirkan pagi?

Coba ambil gitarmu,

banting saja, dengarkan nadanya,

pemberontakan menolak pagi, ini malam terabadikan

 

Terperangkap lubang dosa pagi,

tiba yg dijerumuskan dingin tanpa sahabat,

kita tak bisa memeluk diri kita sendiri

 

Lalu dibawanya aku pada pinggir pantai,

aku tak dikafani,

sebab dosaku pada pagi serupa pedang tanpa jari,

ketika yg aku sebut hanya malam

 

Tapi aku,bukan kita bukan kamu,

tanya pada bulanmu,

kapan akan berdiri menatapku,

aku tak percaya apapun, kecuali aku, tanpa pagi

 

Biarkan aku bersandar,

dinding rapuh pemisah jurang,

aku hanya puisi renta, menunggu pagi yang tak kukehendaki

 

Kita tunggu perahunya saja,

tinggalkan saja gitarmu,

kita hanya butuh malam tanpa pagi,

dimana kita saling memeluk purnama kita sendiri

 

Aku butuh kamu, genapkan aku pada peluk yang kehilangan dosa
Share:

Friday, June 22, 2012

Ibu, Aku cinta kamu (copas)

Bismillah ..

Aku mempunyai pasangan hidup ...
Saat senang aku cari pasanganku ..
Saat sedih aku cari ibu ....

Saat sukses aku ceritakan pada pasanganku ..
Saat gagal aku ceritakan pada ibu ...

Saat bahagia aku peluk erat pasanganku ..
Saat sedih aku peluk erat ibuku ...

Saat liburan aku bawa pasanganku ..
Saat aku sibuk anak dianter ke rumah ibu ...

Saat sambut valentine slalu beri hadiah pada pasangan ..
Saat sambut hari ibu aku cuma dapat ucapkan "Selamat Hari Ibu"...

Selalu aku ingat pasanganku ..
Selalu ibu yg ingat aku ...

Setiap saat aku akan telpon pasanganku ..
Kalau inget saja aku akan telpon ibu ...

Selalu aku belikan hadiah untuk pasanganku ..
Entah kapan aku akan belikan hadiah untuk ibu ...

Renungkanlah ..:

"Kalau kau sudah gajian saat berkerja ...
sudahkah kau kirim uang untuk ibu ..?

Ibu tidak minta banyak... lima puluh sebulan pun "cukuplah".
Berderai air mata jika kita mendengarnya ........

Tapi kalau ibu sudah tiada ..........
Ibu aku RINDU....... AKU RIIINDDUU ... SANGAT RINDU ....

Berapa banyak yang sanggup menyuapkan ibunya dikala beliau sakit ....?
berapa banyak yang sanggup melap muntah ibunya .....?

berapa banyak yang sanggup membersihkan najis ibunya .....?
berapa banyak yang sanggup. membuang nanah dan membersihkan luka ibunya ..?

berapa banyak yang sanggup cuti kerja untuk menjaga ibunya yg sedang sakit ...?

Dan akhir sekali berapa banyak yang menshalati JENAZAH ibunya......?

salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ....

sumber : strawberry
Share:

Tehnik foto panning (copas)

Di dalam Dunia fotography terdapat istilah foto panning,, nah tahukah kalian apa itu foto panning..??

Foto Panning adalah foto yang merekam obyek utama yang memiliki gerakan dengan hasil rekaman yang jelas, sedangkan obyek latar belakang yang berupa benda diam akan terekam dengan tidak jelas karena adanya efek kabur oleh gerakan. Untuk menghasilkan foto Panning anda harus memotret dengan teknik khusus.

Anda harus melepas tombol pemotreran ketika kamera anda sedang anda gerakkan untuk mengikuti arah gerakan obyek foto anda.

Berikut adalah cara atau tips untuk melakukan teknik Panning Fotografi:

Set Kecepatan rana kamera dengan kecepatan rendah, (1/30 kebawah). Sesuaikan dengan gerakan obyek yang ingin anda foto. Misal jika obyek yang anda foto adalah motor berkecepatan tinggi, anda bisa mengunakan kecepatan 1/30 atau bisa juga 1/15. Intinya semakin lambat gerakan obyek yang ingin anda foto set lebih lambat juga kecepatan pada kamera anda. 

Jika anda menggunakan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflec). Set kamera anda seperti ini (setting aman membuat panning) : Set di time priority, setting kecepatan 1/15 detik, gunakan ISO 100, setting pada AI SERVO. 

Carilah obyek visual yang posisinya lurus di depan anda dan nantinya akan dilewati, maksudnya untuk mempermudah gerakan obyek yang anda foto sebaiknya yang bergerak lururs. 

Sambil foto ikuti gerakan, klik shutter masih mengikuti gerakan.a
Share:

Thursday, June 21, 2012

Menemukan Kehilangan

Aku menemukan malam, selarut kenangan, sejuta linangan

Dan dirimu tau,

sejak ketiadaan menemukan,

aku pada kehilangan, sedetik detik terbuang

Lalu padanyalah aku bertanya,

seolah olah hitamku tergelegar,

sebesar apa kau mintakan aq renggut malam,

sekecil apa kau untuk menemukannya,

Tidak dengan kita;mawar,

mereka layu, seakan terbirit waktu yg sengaja,

dan kau menyembunyikan merah dalam dada;dalam dalam

Aku dada kirimu,

kembali mencari menemukan kehilangan,

tak ubahnya padam kau panggil diam diam,

entah selamanya,entah

Sekarang malam bukan hanya teman,

sebab malamaku menemukan kehilangan, rona, raut, Cinta
Share:

Wednesday, June 20, 2012

Tamat

Potong saja urat nadiku,

jika kebencian itu selalu saja membuatmu sibuk..

 

Dan kini aku tak peduli air matamu, tak berguna!!!

yang ku tinggalkan hanya nisan,

sejak selasa kemarin petang, Aku hanya biang kesepian

 

Lalu aku berkata;terimakasih sebelumnya,

menyelesaikan naskah yang masih belum juga selesai;tamat
Share:

Tuesday, June 19, 2012

Aku

Aku;tidak juga kau!!

Pendulum warna warni,

berkejaran saling tarik angin,

menyabit nyabitkan puisi pada punggungnya,

sedang yang terjadi adalah tidak

Aku lukis siluetmu,

sedikit orange sedikit hitam,

lekuk kutukan baitmu,

sengaja aku lingkari garis hitam,

dan petang yg tiba adalah kematian
Share:

Untukmu para akhi, suami dan calon suami

Bismillah,,,

 

Ketika suatu saat dirimu akan menikah dgn seorang wanita, ataupun saat ini kau sdh terikat dlm sebuah pernikahan.

Tentunya pernikahan itu melewati proses AKAD-NIKAH bukan?

Yang intinya berbunyi ;

''aku terima nikahnya si dia binti ayah si dia dengan Mas Kahwinnya ,,,,,,,''

Singkat, padat dan jelas. Tapi tahukan makna 'perjanjian/ikrar'' tersebut ?

 

''maka aku tanggung dosa2nya si dia dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yg telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yg berhubungan dgn si dia, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yg menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak2ku''.

 

Jika aku GAGAL?

''maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku''.

(HR. Muslim)

 

Duhai para istri,,

Begitu beratnya pengorbanan suamimu terhadapmu, karena saat Ijab terucap, Arsy_Nya berguncang karena beratnya perjanjian yg di buat oleh manusia di depan RABB nya, dgn di saksikan para malaikat dan manusia, maka andai saja kau menghisap darah dan nanah dari hidung suamimu, maka itupun belum cukup untuk menebus semua pengorbanan suami terhadapmu.

 

Copas from :: http://www.facebook.com/notes/rhany-menanti-miimpii/untukmu-para-akhi-suami-dan-calon-suami/427033170670814
Share:

Sahabat

Mengejaku pada purnama,
selagi kail yang masih belum kau curi,
menata jingga sejajar puisi,

dengan seksama aku aluri cinta,
sebab, dingin takkan menyerbuku saat layu,

sahabat masih ingatkah,
jaring jaring kematian,
pisau yang kita sembunyikan,
kita takkan sudi untuk bangkit

dan peluk aku,
ringkih rengkuh bisu batu,
menangislah;lelah
Share:

Friday, June 15, 2012

Aku Hanya Diam

Sebab kerlip mengintip,

hujan malam bintang berkedip,

sunyi bergemuruh aku menyebutmu cahaya

 

Hitamku mengembalikan,

gemericik riang penagih pendar kesetiaan, aku;mahkotaku

Tapi kita cinta,

bunyi merintih dibalik hujan,

mencari lirih yg tersembunyikan, rengkuh aku dalam linang

aku menangis,,,

 

Apa aku bisa teriak lebih dari ini, sedang yang kau dengar, aku hanya diam
Share:

Gelap

Jelang aku pada gerbang,
bawakan bunga serta karang,,
Jamu aku dengan candamu,riang..

Aku bermakna dalam gelap,
tanpa cercah tanpa rekah,
aku bangga dalam gelap,bebas,tanpa batas!!

Jangan kau bujuk aku pergi,
sapa hujan sebelum pelangi,
aku tak butuh pengharapan kosong..
Selagi jemari kita masih kokoh menyongsong,

Nyanyian Kamu dalam merdu,
nihil setelah perdu,
mendekat kemudian jauh,

Dan malam tanpa angin,
bagai aku yang tak bernyawa,Gelap!!
Share:

Integritas

Aku yang berjemari kaku,
siap berjuang menggerutu,
coba selamatkan apa itu kecaman,
dimana harga diri itu ancaman,

Liat kirimu,
berpalinglah jika kau takut,
tapi kau berani,,

jujurkan sebagai mulut yang berbusa,
ingatkan pada yang berkala,
surga dan neraka,

lanjutkan dengan kobaran demokrasimu,
bela dengan caramu,,
menjadi apapun itu Hak!
otoritas cuma selayak yang terlikas,
menari di ombang ambing negara yang rancau,

 
Share:

Aku tak tau

Jumat yang abadi,

agungkan dari sebuah nama yg mengangkasa,

cukupkan aku disini, di doa yang tak terhingga

 

Dan hembuskan dalam malam,

kau dan aku adalah cerita,

di mana kita mengobral dosa kala semua menghapus cinta

 

Aku sudah tak tau lagi,

sejak kapan aku tak selalu merindukanmu;

cinta
Share:

Satu detik

Satu detik saja,

jabat lagi jemariku,

rumput yg bernyanyi, telaga yg berseri

 

Satu detik saja,

luapkan disini semua,

kau yg berlari, aku yang mengejar,

kanak kanak yg memanjakan,

 

Satu detik saja,

menjadi minor buka petaka,

buka saja pintunya, jika mereka ingin tau,

tertawalah bersamaku; cinta

 

Satu detik saja,

maka dunia ini kita yang punya,

mengeja semua hujan,

membuyarkan semua pelangi yang pudar; kita merdeka

 

Satu detik saja,

buatlah waktu ini menjadi bintang,

menjadi apa yg benar benar kita kenang,

bukalah perbanmu; kita bercengkerama lagi

 

Satu detik saja,

bahkan satu hidup,

dan hiduplah bersamaku

 

Satu detik saja,

jika kau telah tiada,

hiduplah kau dengan doa,

yang kau mau, yang aku bisa; cinta

Jika tidak satu detik, jangan buat aku menangis, berkali kali lagi
Share:

Jarak

Dalam keabadian aku bebas merasakan sunyi; sungguh

 

Tinggal menunggu, pada jarak yg setia,

pada ruang yg terbuka; cinta

 

dan kau purnama sempurna 
Share:

Thursday, June 14, 2012

Sabtu

Aku adalah buku buku malu,

tak ingin tangis atau puingnya jatuh percuma,

debunya hancur oleh petaka;cinta

 

Aku hiraukan hujan,

yg berceceran,

pada getirku yg berdecap rindu senja,,

 

Semuanya hitam, tak lagi jalan terjal,

terangnya kerlipnya kuning, lampu kerucut yg menua,,

pada kota singgasana rasa,,

 

Cintaku pada semu,,Pada tulisan tulisan malu,,Pada puisi rindu,,

Pada Kesendirian sabtu..
Share:

Dewan??? Kau sebut Dewan perwakilan??

Pada bahasanya yg mati,

jerit ini aku abdi, liar dunia kala pagi,

kala uang menjadi momok jiwa emosi,,

 

Dan hati yg melangkah terseret,

enggan menangis pada telinga tuli disana,

mereka acuh, kita yg merintih,Lagi

 

Aku muak pada kejam kali ini,

berjuta harap yg pupus,

tak segannya tawa yg mulai runtuh dan kehilangan..

 

Wajahnya sangar,

kumisnya tebal oleh dosa,

tak ada melas asih, begitu sombong harta yg dikuasai

 

Selamat berkabung, pada moral yg mati. pada sopan santunnya negara ini,

 

Facebook.com/afadyra
Share:

Kita (dalam) Jakarta

Berikut tasbih petang yang belum genap,

ia kembali memetik, kelopak keming satu;dari dia

menyimpulnya dari air mata,

memintalnya dari belasku,

nasi nasi sisa;sisa sisa nasi,

kemana aku pada kiblat;jakarta? entah. .

 

Lekas bersimpuh dan anggap malu,

kita seperti lilin yang telingkup gelas plastik bekas,

kita bisa mati kapan saja
Share:

Apa?Kita?

Kita menyaksikan,, aku lihat, kau, tidak juga, kita, mereka

Benarkah kita? jangan sebut kita, seolah kita adalah aku dan kamu;saja

Sebut saja dia;bukan kita, panji, benalu puisiku, sekar sekar sayup lumpuh termangu
Share:

Hafalan Doa Ujung Gelisah

Teman, pergilah,

bawa kotak hitam ini,

payung juga topeng topeng warnanya 

Kita diantaranya, hujan bulan juni, menjadi mimpi satu kidung hari ini 

Maka tidak adalah doa yang gemetar,

setangkup tangan pemalu, tangisan cinta para pecandu

Diam, Lihat cerminnya,

hafalan nafsu para peradu,

dosa dosa di balik pintu;Kita hanya berdua,

sedang hujan yg kita biarkan menangis;Lagi 

Pun biarkan neraka adalah jawaban,

pintu pintu kematian,

aku menjadi raja pada mimpi yang tertanggal dosa doa
Share:

Doa Jahanam

Doa doamu jahanam,

seperti puisi yg kau panggil lalu,

serap saja sesukamu, entah cinta atau nafsu

 

Berikan ambisimu sangkuriang,

mahkota keegoisan cinta,

aku ingin menyelam, menyelamimu

 

Hahahahaa. . .

 

Kotak hitam,

album kenangan pada kepala kotor,

tidak kurangkah kepahitan darah yang kau minum sendiri

 

Matilah, matilah, matilah,,

hitam hitam keperkasaan angan,

serakahlah dosa menggenapimu;cinta
Share:

Kopi kita

Bagaimana kematian,

kita harus memilih, tapi apa kita siap memilih? bertengkarlah. . .

 

Seketika ia nilai raga,

bertampik satu persatu mata kanaknya;ia menangis,

maka ini bukan titik yang di takdirkan

 

Kopinya sudah dingin,

terlewati bertumpuk juta warsa,

pahit-manis-pahit-manis, begitu selalu

 

Kau, ia kau, sejajarkan dengan cangkirku,

coba mana kematian, senyum, dan pendulum mata yg bengkak,

Tangisan atau sesal?

 

Tidak dia bung!! habiskan dulu kopinya,

cinta bukan yg menghalusinasi,

teriaklah padaku, lalu diam dan pergi
Share:

Sebab Kamu

Berakhirlah senja,

biar aku nikmati purnama, dari sepertiga malamnya

Sebab teman adalah jiwa,

perekat air mata, dan pundak yang senantiasa, terjaga

 
Share:

Beranda;Cintakah??

Langitnya membisu,

diam dalam tunggangan pelana kebun hitam,

waktunya habis satu teguk

 

Dan kita pegangan pilar penipu, kamar kamar bilik tak berpintu

 

Menangislah. . .takluklah takut. . .

 

Cinta beranda telungkup diri, bawa dupa,

pendar kesengajaan ketakutan jiwa
Share:

Jangan Pergi

Aku berbicara,

kepalaku yang menari,

larilah kau puisi, di mana penamu menemukan pesan tua itu

 

Sejak kapan kopi menjadi rindu,

tak pula awan awan kenangan, di hujan pemerkosa malam 

 

Setidaknya tunggulah di sini sedetik,

akan kukumpulkan berjuta rintik dan gerimisnya,

setandu cerita, puisi puisi cinta 

 

Jadilah sepi.

Beri ruang abadi sunyi,

biarkan aku jadi purnama bulan Juli,

penggenap cerita sebelum kau pergi begitu saja
Share:

Rindu Aku

Rindu aku sapardi,

hujannya menua ketika engkau;sapardi,

menapak jejaknya yang hilang,

begitu usai aku tulis selesai;genangan

 

Sengatan cahaya dari surga,

bermimpilah kau air mata,

jangan hiraukan percik telaga,

tinggal kau simpan segala selaksa; Luka

 

Lagi kita berbicara cahaya,

drama kenangan saat purnama,

puisi-puisi palsu, sejenak tentang sejarah membaru,

dosa dosa biru.

 

Cinta yang tak habis aku rumuskan ini,

berikut cahaya hari, jeda kala mimpi, dan kau penggugah puisi.
Share:

Kini Ibu nak'

Kidung menari begitu bebasnya,

ucapnya adalah cinta kunang kunang,

mendekaplah nak, kita usaikan

Setidaknya bahu ibu masih seperti dulu,

masih saat air liurmu begitu bebas,

masih saat tangisanmu adalah keinginan

Dan tidaklah mereka bicara,

diktator tak berakal,

serasa senja adalah mahkotanya saja

Lebih menyenangkan,

cerita-cerita duka,

jaman kembali merah tanpa rupa, cinta ialah raja

Aku sudah buang hujan nak,

jangan menangis,

kehilangan adalah makna yang di cita janji,

kita dalam peraduan air mata tak selesai

Kini pintamu jangan kau usaikan,

pendulum takkan jatuh dari kelopak yang teragung,

merah lah merah, ibu kini raja
Share:

Kehilangan

Kehilangan itu adalah sebab,

sebab kehilangan adalah doa,

kehilangan doa bukan takdir,

tapi janji yang belum siap hadir

 

Kita kehilangan ciuman,

ketika dosa yang berpagut adalah nafsu yang terenggut

 

Tak ubahnya kau,

memulai kata dengan aku,

memulai hari dengan rindu,

pula janji-janji yang siap kau padamkan

 

Diamkan aku saja disini,

kopi sudah cukup kunikmati;senja senja pudar, rindu-rindu terbakar--kecewa
Share:

Walau itu

Kubacakan puisi untuk jarum berputar,

cinta cinta mengakar.

sendu kelakar

Karena akulah sehelai kamboja gugur,

penanda cinta cerita lama,

rapuh rusukku berhambur,

karena kalian adalah penghancur

Gemetar, berdegup, meledak,

sambangi rumahmu penuh sesak undangan;

cukup tenang, mahkotamu terpenuhi,

walau itu airmataku 

Share:

Janji Setuduh Payung

Berjanjilah,,

samai luka luka bara,

ketika aku rengkuh kaau dalam api,

jiwa kita setuduh payung tadi

 

kerlipnya yang menjadi abu,

dilihatnya cermin yang bersenandung,

tapi bukan 'sayang', dia menghina sandiwara palsu

 

Kita meramaikan hujan,

rintik rintik yang bertabuh;gemuruhnya Aku dapatkan jingga,

Kau silaunya

 

kidung, kidung, kidung

Hujan, Hujan, Hujan

memperkarakan janji,

jemari jemari,

kehilangan puisi. . .

Share:

Sungguh

Pagi,

tidakkah kau malu untuk bercerita,

untuk apa kau kembali,

jika tidak dengan janji yg kau kantongi; cinta, rindu;

Gemetar Gemetar Gemetar

 

Membuat bias pelangi itu mudah, tapi tidak dengan wajahmu;Sungguh
Share:

Kau,Aku, Siapa?

Aku ingin terang,

yang kau namakan cinta,

begitu aku bisa kembali,

pada nama yang mengenang angan 

Bungaku,

aku mendengar tapak tapak gelisah,

cepat tahun yg menghantui,

kamu yg tidak lagi sendiri; melati kenangan

kau dan jemariku adalah kepak sayap yang menagih janji kesetiaan
Share:

Tendang

Geliat mata yang takkan terpejam,

memenjarakan waktu pada lingkaran,

hingga satu tendangan membuat mereka tenggelam; uang

Lihat ayah,

kita adalah manusia paling tegang didunia,

menanti tendangan yang merubah mimpi jadi keluarga; Bahagia

Lenyapkan aku puisi,

sebelum pena yang kembali menendang dari pikiran,

sebelum jauh aku terlalu lama menanti penantian

Kini aku cemari cinta, layaknya pena
Share:

Biografi

M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.

Hosting Unlimited Indonesia