Bagaimana kematian,
kita harus memilih, tapi apa kita siap memilih? bertengkarlah. . .
Seketika ia nilai raga,
bertampik satu persatu mata kanaknya;ia menangis,
maka ini bukan titik yang di takdirkan
Kopinya sudah dingin,
terlewati bertumpuk juta warsa,
pahit-manis-pahit-manis, begitu selalu
Kau, ia kau, sejajarkan dengan cangkirku,
coba mana kematian, senyum, dan pendulum mata yg bengkak,
Tangisan atau sesal?
Tidak dia bung!! habiskan dulu kopinya,
cinta bukan yg menghalusinasi,
teriaklah padaku, lalu diam dan pergi
Thursday, June 14, 2012
Biografi
M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.
0 comments:
Post a Comment