delapan malam-
Lampu kota
agak remang
di bawahnya pohon sedang telanjang
meneduhkan dua sejoli memainkan peran
sembilan malam-
Jalan kota
sudah sepi
penjual angkringan mempersiapkan saji
penjaja diri mulai siap beraksi
sepuluh malam-
Malam minggu
malam panjang untuk sepasang dara nakal
menjelajahi waktu dari dunia yang dianggapnya palsu
kemudian drama-pun dimulai
sebelas malam-
Ada lelah
ada kantuk
di cangkir kopi yang tumpah pada matanya
kemana ia harus mencari nasi untuk makan anaknya
dua belas malam-
matanya terbangun
seakan ingin mengeluh pada Tuhan
pada cermin di depan matanya
semoga doa adalah setianya cinta yang sebenarnya
Sunday, September 2, 2012
Biografi
M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.
0 comments:
Post a Comment