"Kalau kita buat kue dengan menangis, pasti nanti yang makan kue kita bakal ikut menangis"
Ibuku memang pandai mengajarinya, bahwa kue asin itu tidak enak.
Seandainya ketiadaan itu bukan takdir, aku akan mencegahmu untuk tidak membuat kue ini lagi.
lupakanlah, seperti balon yang sama-sama kita tiup dan kita terbangkan.
"Jika bagi mereka dokter lebih hebat dari kue-mu, aku akan terus memakan kue-mu untuk tetap hidup,
lalu bertahan sambil mencicipi manis dan asin air matamu yang tumpah"
Aku memang suka kue, apalagi saat kita bersama-sama menumpahkan asin. belajar membuat lukisan di masing-masing pipi yang menangis.
kebahagiaan mengajari kita hal, mengajari kita membuat kenangan, mengajari kita untuk saling melupakan
"Aku baik-baik disini, menghabiskan kue-mu dengan Tuhan"
Saturday, September 8, 2012
Biografi
M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.
0 comments:
Post a Comment