Saturday, September 8, 2012

Kisah monyet dan buaya

Monyet betina menyeringai, satu sisir pisang di curi dari anaknya yang lapar.
Alisnya bahkan bulu-bulu di kepala, sampai sekujur tubuhnya berdiri. menantang hukum yang dikuasai buaya

Baru saja ia tertidur, memimpikan bibir yang menancap pada gigi buaya nakal.
menarik-narik lidah yang dangkal, tersungkur di lumpur yang menunggu kemarau

"Akan ku tantang hukum walau harus mati"

Anak monyet menangis, percuma katanya. hanya demi satu sisir pisang.
bumi menjadi gempa, hujan menjadi petir, dan buku anak sekolah akan berisi merah cerita yang tak lumrah

Buaya mungkin sudah lupa, bagaimana cara menghamili dan meninggalkan.
dan kuasa adalah tempat segala mahkota yang diinginkan semesta,
ya semesta 'kecut' itu, monyet betina menangis
Share:

0 comments:

Post a Comment

Biografi

M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.

Hosting Unlimited Indonesia