Sungguh semua nampak membisu, mendiamku di pojok kamar dengan pintu terkunci dari luar,
dimana hujan dan seisi alamnya? atau sudah mati di binasakan badut bermata hijau? atau sudah sebagai pengganti kursi-kursi apik di meja petinggi?
Ibu masih santai memasak di dapur, menyajikan berbagai harum-harum daun pandan,
sedang adik sedang bermain monopoli, mengulang kesempatan merauk uang sebanyak mungkin.
melahap satu karung nasi di dalam mulut dan hatinya
matanya tersenyum, bibirnya menangis,
bak penggorengan yang lebar, melelehkan mentega di panas yang membara,
lalu mau kau apakan bumi yang kau anggap roti?
Di kepalanya tumbuh tanduk rusa,
agak hitam kecoklatan, mungkin akan sedikit mengenyangkan dengan selai nanas yang ibu belikan dipasar,
dan dua lembar daun jati juga tanah tawar sebagai pelengkap hidangan penutup
Saturday, September 8, 2012
Biografi
M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.
0 comments:
Post a Comment