Samar samar dalam lamunan diam,
dalam degub yang tak bisa kurekam,
diriku bertanya sendiri, seperti apa nantinya kunikmati.
Senja bergulir ke tujuh,
tepat dimataku seakan ingin memeluk dengan segala lumpuh,
dimana cahaya yang kutemukan sebelum aku dan mereka padam
Aku sempat mengalah pada apapun,
waktu yang membuatku mati perlahan,
tak sempat aku sendiri-tikam kesendirian.
Dimana kau perempuanku,
aku dingin tanpa sepi,
aku lemah tanpa kopi,
hingga ketakutanku menjelma membara api
Maka lalu aku binasakan waktu seperti apa yang benar aku lalui
Seperti subuh, dia diam, membunuhku perlahan,
lalu kembalikan aku dalam jurang,
kesepian adalah semanis-manisnya kesedihan
Ketika malam adalah seluas luasnya tempat
dimana aku bisa pulang menghidupi makam,
Tulisanku
Sunday, July 22, 2012
Biografi
M.L.A. Mistam Lahir Duapuluh sekian tahun yang lalu. Belajar menulis puisi dan cerita pendek dari tahun 2010. Saat ini sedang menggemari membaca cerita dan menonton DVD. Buku-bukunya yang telah terbit “Yang Kucintai Selain Puisi (2013)”, “Aku Selalu Bisa Pulang (2014)”, “Apabila Denganmu (2015)", “Lelaki Pejuang Kuota (2016)", “Karena Di Dalam Lubuk Hatiku (2017)". Beberapa puisi dan cerpennya pernah diikutkan dalam beberapa buku “Sepasang Sayap yang Menerbangkan Ingatan (2012)”, “Antologi @puisi__cinta (2013)”, “Laut (2013)”, “Kepak Sayap-sayap (2014)” Sampai saat ini masih aktif membaca dan menulis bersama komunitas Banyuasin. Di blognya mohamadlatif.com ia masih suka menularkan rasa keegoisannya. Saat ini sedang sibuk mengerjakan sebuah buku terbarunya.
0 comments:
Post a Comment